Siapkah Generasi Indonesia 2045 Hadapi Bonus Demografi?

Siapkah Generasi Indonesia 2045 Hadapi Bonus Demografi?

Bonus demografi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu berkisar antara 16 hingga 65 tahun. Peningkatan tersebut diikuti pula dengan menurunnya angka kelahiran serta kematian. 

          Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif.

          Jika bonus demografi ini dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah, kondisi ini akan menjadi modal penting untuk membangun untuk menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045. Namun, jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi boomerang dan menjadi beban bagi negara.

          Dalam opininya yang dikutip dari Iprahumas.id, Imam Suyanto selaku Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian Perdagangan memaparkan, bonus demografi terbagi atas dua sisi. Keduanya ialah sisi kesempatan dan sisi tantangan. 

          Kesempatan yang ia maksud adalah momentum untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun tantangannya adalah sampai saat ini Indonesia masih memiliki beragam permasalahan dari beberapa aspek. 

          Apabila ditinjau dari segi SDM tenaga kerja Indonesia masih sedikit yang berpendidikan menengah ke atas, akibatnya daya saing pun cukup rendah. Tak hanya itu, lapangan kerja juga masih sangat sedikit sehingga angka pengangguran di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. 

Upaya Yang Dilakukan Pemerintah

          Dari permasalahan tersebut, pemerintah tentu mengupayakan agar generasi muda Indonesia benar-benar siap menghadapinya. Upaya pemerintah yang saat ini dapat dirasakan generasi muda adalah kurikulum Merdeka Belajar. Di mana fokusnya adalah aspek pengembangan kreativitas dan inovasi dalam studi permasalahan. 

          Upaya pemerintah lainnya yaitu adanya Kartu Prakerja dengan harapan masyarakat bisa menciptakan wirausaha sehingga terciptalah lapangan kerja. Selain itu adanya dukungan pembiayaan UMKM dari pemerintah berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya.

          Dengan upaya pemerintah yang demikian, tentu sebagai warga negara juga harus berupaya mendukung usaha pemerintah mempersiapkan SDM siap bonus demografi. Generasi muda sebagai agent of change sudah sepatutnya memberikan pergerakan demi menyokong Indonesia emas. Pergerakan sederhana yang mungkin bisa dilakukan selain belajar adalah mengabdi kepada masyarakat. 

          Melihat adanya kesempatan dan tantangan, tentunya bonus demografi ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya komitmen dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan serta terlibatnya masyarakat sebagai agen perubahan. Apabila kedua komponen ini  sudah satu visi maka dapat diyakini Indonesia emas 2045 bisa benar-benar terwujud. (*)

Jika informasi ini bermanfaat, jangan lupa untuk terus mengikuti kami, untuk update informasi menarik lainnya.


Sumber : Siapkah Generasi Indonesia 2045 Hadapi Bonus Demografi? – ITS News
               Era Bonus Demografi, 69% Penduduk Indonesia Masuk Kategori Usia Produktif pada Juni 2022 (katadata.co.id)

Berita Rekomendasi

Microsoft Loop: Collaborative App | Micsoroft 365

12/11/2024

Microsoft Loop: Collaborative App | Micsoroft 365

Yes, Microsoft Loop app is finally here in public review. Ada yang sudah coba? Ini sesuatu yang menarik, Loop hadir sebagai aplikasi bergaya Office baru yang dirancang menyerupai editor dokumen…

Lihat
Transformasi Analitik Bisnis Dengan Datavidya

25/06/2025

Transformasi Analitik Bisnis Dengan Datavidya

Di tengah dinamika pasar yang terus berubah, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Perubahan perilaku konsumen terjadi begitu cepat, tren bisnis berkembang dalam hitungan…

Lihat
Seperti Apa Kolaborasi yang Sukses Itu?

11/11/2024

Seperti Apa Kolaborasi yang Sukses Itu?

Kolaborasi tim sangat penting dalam pengembangan software (Produk). Ini membantu mengurangi kesalahpahaman tentang ruang lingkup proyek dan menghemat sumber daya. Apasih dampaknya jika kolaborasi tidak berjalan dengan baik? kurangnya kolaborasi…

Lihat